Sosial  

Ketua DPRD Sumenep Protes Keras Soal Larangan Warung Madura buka 24 Jam

Ketua DPRD Sumenep
Ketua DPRD Sumenep, KH. Hamid Ali Munir

JATIM ZONE – Ketua DPRD Sumenep, Madura, Jawa Timur KH. Abdul Hamid Ali Munir menyampaikan protes keras terkait pernyataan Kementerian Koperasi dan UKM, soal larangan warung Madura buka 24 jam.

Kiai Hamid menilai, jika larangan buka 24 jam bagi warung Madura bertentangan dengan nilai Pancasila.

“Jelas ini bertentangan dengan Pancasila. Padahal jelas dalam sila ke-5 berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya, Sabtu 24/04/2024.

Sila kelima, kata Hamid, cukup jelas menegaskan bahwa negara berkewajiban menjaga keadilan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat.

“Lantas kalau dilarang dimana letak keadilannya,” ujar Kiai Hamid.

Pria murah senyum ini mengaku sangat keberatan jika warga Madura yang buka warung di Bali dilarang berjualan 24 jam. Karena aktivitas tersebut saling menguntungkan antara pejaga warung dengan masyarakat sekitar.

“Apa yang dilakukan saudara-saudara kita yang ada di Bali buka warung 24 jam itu adalah sebuah ikhtiar baik,” ujarnya.

Apalagi, mereka bekerja secara mandiri, tanpa adanya bantuan dari pemerintah atau Negara.

“Mereka mau bekerja, mereka mau ini dan itu tanpa mengharapkan bantuan dari negara, sekarang tiba-tiba ada kebijakan yang melarang. Nasib mereka juga perlu dipikirkan,” sambung Kiai Hamid.

Justru, menurut Kiai Hamid, aktivitas tersebut semestinya perlu diapresiasi, bukan malah dihalang-halangi. Karena pada hakikatnya aktivitas mereka cukup membantu kebutuhan masyarakat. Lebih-lebih dalam kondisin darurat.

“Tiba-tiba lapar tengah malam, disaat toko lain tutup, warung Madura tetap siap melayani pembeli, bukankah itu sangat membantu kepada masyarakat,” tegasnya.

Kiai Hamid berharap besar kepada pemerintah daerah ataupun pusat supaya ada perhatian dan kajian khusus terkait wacana larangan buka 24 jam terhadap warung Madura.

“Sehingga negara tidak terkesan abai kepada masyarakat kecil hanya demi memenuhi keinginan kelompok-kelompok besar yang jelas-jelas sudah berdaya,” pinta Kiai Hamid.

“Semuanya harus sama-sama diayomi, diperhatikan, dan diberi ruang berkreasi mencari jalan rezeki,” paparnya tegas.(Rul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *